Saturday, November 12, 2011

Pembunuh Gurning Tergolong Profesional

Pembunuh Gurning Tergolong Profesional
12 November 2011 - 10.32 WIB > Dibaca 157 kali

Pembunuh Gurning Tergolong Profesional

Jenazah Halomoan Gurning saat diotopsi di ruang IGD RS Awal Bros, Jumat (11/11/2011). (Foto: cf2/said mufti/riau pos)


PEKANBARU (RP)- Penyelidikan kepolisian terhadap peristiwa pembunuhan seorang kontraktor dan pengusaha Halomoan Gurning (55), Kamis (10/11) malam di Rumah Makan Pondok Gurih terus berlanjut. 

Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Drs R Adang Ginanjar mengatakan, pelaku tergolong profesional. 

Ini terlihat dari aksi pelaku yang hanya perlu beberapa detik untuk membunuh korban.

‘’Bisa juga bayaran. Kalau orang biasa tak secepat itu. Namun lebih pastinya kita selidiki dulu,’’ ujar Kapolresta Pekanbaru, Jumat (11/11). 

Menurutnya, peristiwa ini merupakan pembunuhan berencana. Itu terlihat dari bagaimana pelaku sudah membuntuti korban hingga ke rumah makan Pondok Gurih dengan sepeda motor. 

Lalu menunggu korban turun dari mobil dan hendak masuk ke rumah makan. ‘’Sepertinya memang sudah direncanakan dengan matang. Jadi korban dibuntuti hingga ke rumah makan baru pelaku beraksi,’’ ujarnya.

Aksi pembunuhan sadis itu, lanjutnya, juga terekam CCTV di rumah makan. Namun sejauh ini motif pelaku belum diketahui dan masih dalam penyelidikan. 

‘’Motifnya belum tahu apakah saingan bisnis, dendam atau yang lain. Kita minta doa saja agar pelakunya bisa tertangkap secepatnya,’’ ungkap Kapolresta.

Kapolsek Bukitraya, Kompol Wawan Setiawan SH MH, Jumat (11/11) mengungkapkan hal yang sama. ‘’Hingga saat ini kita masih memeriksa saksi-saksi,’’ ujarnya. 

Dari delapan saksi, dua adalah karyawan rumah makan, dua Satpam yang saat itu bertugas, satu orang supir korban, dan tiga karyawan korban. Apakah pihaknya juga menggunakan CCTV yang ada di jalan sebagai salah satu alat bukti? ‘’Tidak. Karena tak ada yang berlokasi di dekat tempat kejadian perkara,’’ kata Kompol Wawan.

Orang yang Bersahabat
Kematian Halomoan, yang tewas setelah ditikam orang tak dikenal (OTK) meninggalkan duka mendalam bagi pihak keluarga. Di mata keluarga, Gurning adalah sosok yang bersahaja dan bersahabat. 

‘’Bang Gurning orang yang bersahabat. Semua orang jadi temannya, mulai dari pejabat sampai tukang parkir. Ia sangat low profile (rendah hati) dan sederhana,’’ ujar adik Gurning, Marcopolo (48), di rumah duka, Jumat (11/11) siang.

Dijelaskan adik keempat Gurning ini, abangnya adalah seorang yang tertutup jika ada masalah. 

‘’Makanya kami terkejut begitu dengar kejadian ini. Ia tak pernah cerita punya masalah. Begitu juga anak kemenakan saya, sampai saat ini belum ada cerita adanya ancaman pembunuhan terhadap Bang Gurning,’’ lanjut Marcopolo.

Dituturkannya, dia terakhir kali bertemu abangnya itu setahun yang lalu. ‘’Komunikasi lewat telepon saja,’’ ujarnya sambil mengatakan bahwa di antara sembilan bersaudara, hanya Gurning yang tinggal di Pekanbaru. 

Perjalanan hidup Gurning di Kota Bertuah dimulai saat ia merantau ke Riau sekitar tahun 1976. ‘’Saat itu abang sempat kuliah di ITB selama dua tahun. Sebelumnya ia menyelesaikan SD hingga SMA di Medan tahun 1970-an,’’ jelas Marcopolo. 

Di Tanah Melayu inilah Gurning mulai meniti karirnya sebagai pengusaha. ‘’Sejak 1976 itulah abang melanglang buana sampai jadi kontraktor tetap di PTPN V,’’ lanjutnya. Meski belum memastikan adanya ancaman pembunuhan terhadap abangnya, Marcopolo tak menampik jika mungkin saja ada orang yang tak senang dengan abangnya. 

‘’Bang Gurning terlibat bisnis skala besar, dia bertemu banyak orang. Ya kita tak tahulah,’’ kata Marcopolo. Untuk saat ini, harapan keluarga adalah pelaku cepat ditangkap dan diproses sesuai hukum. 

‘’Keluarga sudah mengikhlaskan, kita serahkan penyelesaian kasusnya ke aparat penegak hukum,’’ harapnya.

Sementara itu, proses pemakaman Gurning berlangsung penuh haru. Jenazah Gurning baru disalatkan setelah lebih dulu menunggu salah seorang anaknya, Elizabeth Gurning tiba dari Ambon. 

Lisa (panggilan Elizabeth) tiba di rumah duka sekitar pukul 15.10 WIB. Saat taksi yang membawanya berhenti di depan gerbang rumah, dia langsung menghambur lari masuk ke dalam rumah dengan air mata berurai.

Setelah anaknya tiba, jenazah Gurning lalu disalatkan di Masjid Nurul Huda, Jalan Rawa Sari, Kelurahan Tangkerang Selatan, Kecamatan Bukitraya dan dimakamkan di Pemakaman Labuai Jalan Kesadaran, Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukitraya, sekitar pukul 16.30 WIB. 

Kematian Gurning dengan cara mengenaskan juga meninggalkan rasa kehilangan di antara kerabat dan rekan-rekannya. (*1/fia)

Riau Pos.com korannya orang riau

No comments:

terima kasih

atas kunjungan anda