Tuesday, January 17, 2012

Penelitian UGM: Kunyit Bisa Jadi Obat Kanker

Penelitian UGM: Kunyit Bisa Jadi Obat Kanker

Ada 100 molekul yang ditemukan dalam kunyit, 8 di antaranya sudah dipatenkan.

Selasa, 17 Januari 2012, 15:32 WIB 
Eko Huda S

VIVAnews - Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menemukan molekul baru dalam tanaman kunyit. Berdasarkan penelitian ilmiah, kunyit yang diketahui mengandung kurkumin telah terbukti mempunyai khasiat antiinflamasi (anti radang), antioksidan, antimikroba, antikanker dan antitumor.

"Ada seratus molekul baru yang kita temukan dan 8 di antaranya sudah kita patenkan," kata Profesor Supardjan, peneliti dari Fakultas Farmasi, disela-sela seminar Kunyit (curcuma longa) Tinjauan Filosofis dan Ilmiah, di Fakultas Farmasi UGM Yogyakarta, Selasa 17 Januari 2011.

Supardjan mengatakan, dari hasil penelitiannya, kunyit terbukti mengandung senyawa kurkuminoid yang berwarna kuning. Senyawa ini mengandung molekul kurkumin, demetoksin kurkumin dan bidemetoksin kurkumin. "Turunan yang merah lebih ke antiinflamasi, sedangkan yang berwarna kuning lebih senang melindungi hati (hepatotoksik)," ujarnya.

Menurut Supardjan, kurkumin juga baik untuk penderita diabetes. Fungsinya untuk mencegah agar tidak terjadi pembekuan atau penggumpalan darah. Bahkan khasiatnya sudah dibuktikan sendiri oleh Supardjan. "Saya sudah 18 tahun menderita diabetes. Minum 1-2 gelas sehari," ujarnya.

Namun, hingga saat ini kurkumin masih dikembangkan sebagai obat herbal dan belum dikembangkan sebagai obat kimia, karena membutuhkan uji klinis dengan waktu lebih lama dan butuh biaya besar. Menurut Supardjan penelitian ilmiah obat-obatan dari tanaman asli Indonesia perlu lebih dikembangkan lebih jauh lagi. "Apalagi untuk jamu bukan hanya kunyit yang perlu diekplorasi," imbuhnya.

Sementara itu, peneliti farmakologi Fakultas Kedokteran UGM, Nyoman Kertia, mengatakan ekstrak rimpang kunyit juga efektif sebagai anti radang pada penderita penyakit sendi (osteoartritis).
Riset yang dilakukan UGM berhasil melakukan penelitian terhadap 80 penderita osteoarthritis. "Ekstrak rimpang kunyit ini memiliki kemampuan dalam menurunkan kadar MDA (malondialdehida-red) cairan sinovia sendi lutut," katanya. (umi)

Laporan: Erick Tanjung l Yogyakarta

Tuesday, January 3, 2012

Mobil karya anak bangsa ini, tidak mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah.


Mobil-mobil Karya Anak Negeri yang Terabaikan

Mobil karya anak bangsa ini, tidak mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah.

Selasa, 3 Januari 2012, 16:08 WIB
Sandy Adam Mahaputra
VIVAnews - Keputusan Walikota Solo, Joko Widodo menyingkirkan mobil Camry lamanya dan menggantikannya dengan mobil rakitan siswa SMK, "Kiat Esemka" menjadi sorotan. Ide Jokowi ini dinilai sebagai trigger (pemicu) sekaligus momentum kebangkitan mobil nasional.

Jika ditelisik, Esemka bukanlah mobil pertama yang berhasil diciptakan oleh generasi muda Indonesia. Mobil-mobil karya anak bangsa lainnya juga lebih dulu hadir, seperti Komodo, Tawon, Gea, Marlip, Maleo, Wakaba, Timor, Esemka Digdaya.

Komodo
Mobil ini merupakan kreasi PT Fin Komodo Indonesia yang berpusat di Cimahi Jawa Barat. Mobil offroad jenis Cruiser ini dirancang oleh salah satu desainer pesawat CN-250 Gatotkaca, Ibnu Susilo.

Komodo diklaim mampu melintasi hutan sejauh 100 Km dalam waktu 6-7 jam, dan tingkat konsumsi bahan bakar kurang lebih hanya 5 liter. Mobil dua penumpang ini, juga dapat digunakan untuk mengangkut beban (barang bawaan) seberat 250 Kg, sehingga dapat juga berfungsi sebagai kendaraan utility. Komodo punya fitur self-recovery yang membuatnya tidak bisa terguling.

Tawon
Mobil Tawon diproduksi PT Super Gasindo Jaya. Tawon merupakan calon mobil nasional yang paling siap diproduksi. Tawon telah mengadopsi sistem suspensi depan ferguson dan suspensi belakang per pegas daun. Sedangkan sistem injeksi bahan bakar masih menggunakan karburator.

Dengan mesin 650 cc, Tawon mampu melaju dengan kecepatan maksimal 90 km/jam dengan putaran torsi maksimal 5.300 rpm. Konsumsi bahan bakar boleh dibilang irit. Saat dilakukan uji coba, tercatat 1 liter bensin mampu menempuh jarak 25 kilometer.

Gea
Gea merupakan mobil hasil riset PT INKA (Industri Kereta Api) dengan mesin Rusnas (Riset Unggulan Strategis Nasional). Mobil mungil ini dibekali mesin berkapastias 650 cc, dan dapat dipacu sampai dengan kecepatan 90 km/jam. Mobil ini sudah sampai tahap uji coba produksi.

Mobil jenis city car ini diklaim memiliki beberapa keunggulan dari segi fitur dan desain. Dan digadang-gadang mampu bersaing dengan mobil China, Chery QQ.

Marlip


Marlip adalah mobil listrik yang cocok digunakan untuk mobil golf dan mobil keamanan. Mobil ini merupakan hasil pengembangan dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan dipasarkan PT Marlip Indo Mandiri. Marlip juga punya varian mobil empat penumpang dengan kecepatan mencapai 50 km/jam dengan jarak tempuh maksimal 120 km.

Maleo
Maleo merupakan calon mobil nasional yang dikembangkan pada tahun 1993, oleh IPTN yang bekerjasama dengan Rover, Inggris dan Millard Design Australia. Tapi sayangnya, akibat krisis moneter 1997, proyek ini terhenti.

Wakaba
Mobil Wakaba (Wahana Karya Anak Bangsa) adalah buatan komunitas otomotif dan Disperindag Jawa Barat. Kendaraan ini dirancang untuk berbagai jenis, yakni mobil pengolah lahan, mobil angkut hasil pertanian, mobil pengolahan hasil pertanian, mobil angkutan umum pedesaan, mobil perkebunan serta mobil penjualan.

Timor
Mungkin ini mobil nasional yang terbilang cukup sukses di tahun 90-an. Timor (Teknologi Industri Mobil Rakyat), sejatinya adalah mobil KIA Sephia dengan ide mengimpor mobil namun dengan komponen lokal. Bersamaan dengan Timor, hadir juga Bimantara dengan produknya Bimantara Cakra.

Esemka Digdaya
Esemka Digdaya adalah proyek mobil nasional yang dikerjakan oleh siswa SMK 1 Singosari Malang. Mobil double kabin ini menggunakan kerangka Isuzu Panther dengan suspensi dari Mitsubishi L300.
Sedangkan dapur pacunya, mobil ini mengadalkan mesin injeksi eks Timor berkapasitas 1.500 cc. Pembuatan mobil prototipe ini menghabiskan biaya sekitar Rp100-175 juta.
Tapi sayangnya, mobil-mobil karya anak bangsa ini tidak mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Mereka bahkan tidak dapat tempat atau stand khusus dalam ajang pameran otomotif terbesar di tanah air, IIMS (Indonesia Internasional Motor Show).
Pemerintah terlihat lebih memberikan porsi yang lebih besar kepada produsen-produsen luar negeri, seperti Jepang, Korsel, dan China. (umi)

• VIVAnews                                 

terima kasih

atas kunjungan anda