Asupan Garam Bikin Otak Makin Bodoh
Garam memengaruhi kesehatan secara keseluruhan.
Jum'at, 2 September 2011 , 09:43
WIB
Anda Nurlaila
garam untuk makanan (corbis.com)
BERITA TERKAIT
- Cegah
Stres dengan Yogurt
- Studi:
Obesitas Pemicu Diabetes
- Tidur
Setelah Mematikan Alarm Bikin Lelah
- Empat
Tanda Kolesterol 'Menyerang' Kaki
- Ini
Lima Pemicu Ketidaksuburan Perempuan
VIVAnews - Garam merupakan salah
satu bumbu penyedap yang selalu disiram pada hampir setiap menu masakan. Banyak
yang menganggap, makanan tanpa garam menyebakan hambar makanan, juga kurang
nendang. Sebuah studi mungkin bisa menjadi pertimbangan untuk mengurangi
konsumsi garam.
Penelitian terbaru menunjukkan, mengonsumsi lebih sedikit garam dan berolahraga lebih sering dapat menjaga otak tetap cerdas. Meskipun tak menyelidiki proses garam yang memengaruhi kecerdasan, peneliti menemukan korelasi kuat antaragaya
hidup, konsumsi natrium tinggi dan menurunnya fungsi kognitif.
Studi menganalisis data dari studi longitudinal nutrisi dan penuaan. Hasilnya, ada hubungan kuat antara asupan natrium, aktivitas fisik rendah dan penurunan fungsi otak dengan usia seseorang. Hal ini telah memperhitungkan faktor lain seperti tingkat pendidikan dan diet secara keseluruhan.
Para peneliti tidak mengklaim garam mengikis sel abu-abu
di otak penyebab penurunan kognitif, namun melihatnya sebagai penurunan tingkat
kesehatan secara keseluruhan. Bahwa sodium terkait dengan kenaikan tekanan
darah, berdampak pada kesehatan tulang dan jantung secara keseluruhan.
Namun, pengaruh garam dapat dikurangi dengan melakukan aktivitas fisik terutama berolahraga. Penulis utama studi Carol Greenwood, seorang ilmuwan gizi dan direktur interim penelitian terapan di Baycrest Kunin-LunenfeldToronto
menyatakan," Orang-orang yang aktif secara fisik terlindungi dari efek
buruk garam, terlepas berapa banyak asupan sodium mereka. Yang penting adalah
menjaga sistem kardiovaskular. Dan manfaat olahraga akan lebih besar
daripada efek negatif yang ditimbulkan garam," katanya seperti dikutip
dari Shine.
Dr David Katz, direktur studi medis kesehatan masyarakat di Universitas Yale, menambahkan, " Cukup beralasan bahwa orang yang aktif , bugar dan sehat secara keseluruhan, lebih baik dalam 'menahan' potensi bahaya sodium daripada yang kurang berolahraga."
Namun ia mengingatkan, diet sodium akan langsung memengaruhi fungsi kognitif pada orang usia lanjut. Sehingga, asupan garam harus dibatasi hingga tingkat yang direkomendasikan antaralain mengurangi makanan olahan dan lebih baik mengasup makanan yang diolah dari bahan segar.
Penelitian terbaru menunjukkan, mengonsumsi lebih sedikit garam dan berolahraga lebih sering dapat menjaga otak tetap cerdas. Meskipun tak menyelidiki proses garam yang memengaruhi kecerdasan, peneliti menemukan korelasi kuat antara
Studi menganalisis data dari studi longitudinal nutrisi dan penuaan. Hasilnya, ada hubungan kuat antara asupan natrium, aktivitas fisik rendah dan penurunan fungsi otak dengan usia seseorang. Hal ini telah memperhitungkan faktor lain seperti tingkat pendidikan dan diet secara keseluruhan.
Namun, pengaruh garam dapat dikurangi dengan melakukan aktivitas fisik terutama berolahraga. Penulis utama studi Carol Greenwood, seorang ilmuwan gizi dan direktur interim penelitian terapan di Baycrest Kunin-Lunenfeld
Dr David Katz, direktur studi medis kesehatan masyarakat di Universitas Yale, menambahkan, " Cukup beralasan bahwa orang yang aktif , bugar dan sehat secara keseluruhan, lebih baik dalam 'menahan' potensi bahaya sodium daripada yang kurang berolahraga."
Namun ia mengingatkan, diet sodium akan langsung memengaruhi fungsi kognitif pada orang usia lanjut. Sehingga, asupan garam harus dibatasi hingga tingkat yang direkomendasikan antaralain mengurangi makanan olahan dan lebih baik mengasup makanan yang diolah dari bahan segar.
• VIVAnews
No comments:
Post a Comment