Tuesday, October 4, 2011

Polisi Sebar Poster Teroris di Mal


Polisi Sebar Poster Teroris di Mal

Mereka memasang poster buron teroris di pintu utama mal dan pintu masuk gedung bioskop.

Selasa, 4 Oktober 2011, 09:45 WIB
Anggi Kusumadewi

Polisi memperketat penjagaan keamanan pasca Bom Solo (ANTARA/Andika Betha)
BERITA TERKAIT
VIVAnews – Aparat kepolisian di sejumlah daerah di Jawa Timur berupaya mempersempit ruang gerak kelompok teroris pasca Bom Solo, dengan menempelkan poster-poster Daftar Pencarian Orang (DPO) teroris di berbagai mal, angkutan kota, tempat penginapan, sampai kos-kosan.

Langkah aktif kepolisian Jawa Timur itu misalnya dapat dilihat di pusat perbelanjaan Tunjungan Plaza, Surabaya. Mereka memasang poster DPO teroris di pintu utama mall dan pintu masuk gedung bioskop Tunjungan Plaza. Polisi juga meminta petugas keamanan mal untuk memperketat pemeriksaan tas dan barang-barang bawaan pengunjung.

Selain menyasar mal, polisi juga menempelkan stiker foto buron-buron teroris di taksi-taksi. Mereka meminta bantuan masyarakat untuk berperan aktif memberi informasi kepada polisi, jika sewaktu-waktu melihat atau mengetahui keberadaan para teroris itu.

Sementara itu, di Tuban, polisi memperketat pengawasan tempat-tempat penginapan dan kos-kosan, terutama yang berlokasi di sekitar Pantura dan Jalan Basuki Rahmat. Polisi memeriksa satu-persatu para penghuni kamar, dan memeriksa serta mencocokkan identitas mereka.
Mereka juga meminta pemilik penginapan dan kos untuk lebih waspada terhadap pengunjung atau tamu yang menginap, terutama yang gerak-geriknya mencurigakan.

Sebelumnya, Detasemen Khusus 88 Anti Teror menyisir wilayah Bojonegoro, Jawa Timur, untuk mencari rekan Ahmad Yosepa Hayat yang merupakan bomber Gereja Solo. Kepolisian setempat juga melakukan razia terhadap mobil-mobil dan hotel-hotel. Densus 88 memang menjaga ketat perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Lihat berbagai upaya aparat kepolisian dalam memburu teroris itu di sini. (umi)

Nb : kalau bisa itu teroris tidak bisa bernafas lagi di negara ini, moga mereka gerah dan tak mempunyai ruang gerak lagi apalagi sampai melancarkan gerakkan gerakkan yang ekstrim dan tidak berperikemanusian karena mereka tidak pantas berada dinegara ini, semua sudah muak dengan sepak terjang mereka, apalagi mengatas namakan agama, pengertian jihad tidak lah pantas untuk perjuangan mereka, karena mereka berjuang bukan menegakkan agama mereka melainkan meruntuhkankannya. kalau dulu orang tua akan merasa tentram dan bangga bila memasukkan anaknya kepesantren dan berharap ilmu yang mereka dapat bisa memberikan tuntunan untuk orang orang dikampungnya minimal untuk keluarga dan adik adiknya karena itulah yang diajarkan agama agar mereka menjadi Rahmatanlillalamin bagi sekitarnya bukan bencana  apalagi pada saudara dan orang orang yang tak bersalah lainnya. tapi kalau kini mendengar kata pesantren orang tua malah menjadi was was takut anak mereka masuk kepesantren yang salah dan takut kalau sepulangnya menimba ilmu malah membawa aib dan malu keluarga  dikampung karena tak seperti yang mereka bayangkan dan harap harapkan, harus diingat hanya Allahlah yang pantas menghukum, memberi azab, dan cobaan bukan ciptaanya kecuali utusannya  dan utusan itupun pasti  telah diberitahukkan akan  kehadirannya dan tugasnya agar manusia menyembah pada penciptanya dan itu telah diterangkan didalam kitab-kitab yang telah diturunkannya {(taurat Sifr Tatsniah 33-1-3), (Zabur, Masmur 149), (Injil Yohanes 14, 15, 17), (Injil Yohanes 15:26-27, 16)} dan banyak lagi ayat ayat menerangkannya dalam Al Quran, dan yang diberi azab memang orang orang yang benar benar bersalah dan melewati batas. jadi tak ada satupun ciptaannya yang boleh memberi hukuman dan azab dan cobaan selain Allah karena utusan terakhir (Muhammad SAW) telah menyelesaikkan tugasnya untuk menata apa yang seharusnya ditata agar sesuai pada tempatnnya dan akan dilanjutkan oleh Utusan sebelumnya (Nabi Isa)  sampai pada waktunya nanti. Tinggal kita bisa mempercayai,menerima dan melanjutkan ajarannya yang disampaikan atau mengabaikannya itu terserah pribadi masing masing karena mereka akan mempertanggung jawabkannya nanti kepada penciptannya. 


mungkin perlu diperhatikan dan dipahami ucapan Abu Bakar Al Shidiq yang dikutip dari Washington Irving didalam karyannya Life of Mahomet, cetakkan 1949 halaman 227:


"Truly of Mohamet is the sole object ofyour adoration, he is dead; but if it be God your Worship, he cannot die. Mahomet was but the Prophet of God, and has shared the fate of the Apostlesand holy men who have gone before him. Allah, Himself, has said in his Koran That Mahomet was but hisambasador and was subject to death. What the! Will you turn the heel upon Him, and abandon His doctrinne because he is dead? Remmember your apostasyharms not God, but insures your own condemnation; while the blessings of God willbe poured out upon those who continue faithful to him.


"Sungguh, jikalau Muhammad itulah yang kamu sembah, maka Muhammad sudah wafat; tetapi jika Allah yang kamu sembah, Dia tak akan bisa wafat. Muhammad itu adalah Rasul Allah, dan mengikuti nasib Rasul rasul dan Orang Orang suci sebelumnya, Allah sendiri bersabda dalam Al Quran bahwa Muhammad itu tak lain dan adalah Utusan-Nya, dan menderitakan maut, Lantas apakah kamu akan belot terhadapnya, mengenyampingkan ajarannya sesudah dia meninggal? Ingatlah, kebelotan itu tidak mendatangkan bencana kepada Allah akan tetapi cuma memastikan kebinasaan kamu. Sedangkan Rahmat Allah akan melimpah terhadap mereka yang tetap beriman kepada_Nya.


adakah dalam perjuangan anda ini (teroris) sesuai dengan ketentuan amanat perang  yang diberikan oleh Khalif Abu bakar Al Shiddiq yang amat tercatat sekali dalam sejarah, kalau tidak apakah anda tak malu mengatas namakan agama sedangkan anda tidak sedikitpun menurut apa yang telah dituntunkan oleh agama :


" Ya-ayyuhan-Nas ! Berdirilah. Aku akan memberikan sepuluh amanat dan terimalah dari daku: Jangan Khianat. Jangan berbuat keterlaluan, Jangan menganiaya, dan jangan mengantung. Jangan membunuh kanak kanak dan orang tua serta wanita. Jangan merusakkan pohon pohon tamar dan membakarnya. jangan menebas pohon pohon yang tengah berbuah, jangan menyembelih domba, sapi, dan unta kecuali untuk makanan. Nanti kamu akan menemui keloimpok kelompok masyarakat yang melakukan kebaktian dalam rumah rumah ibadat (gereja) maka biarkanlah mereka dengan kebaktiannya itu. Nanti kamu akan menemui kelompok masyarakat yang akan menyumbangkan bejana bejana penuh berisikan ragam makanan maka setiap kali kamu mencicipinya, jangan lupa menyebutkan nama tuhan (bismillah). Nanti kamu akan berhadapan dengan kelompok kelompok yang melakukan perlawanan dengan sengit dan mengelilingi dirinya dengan berbagai pertahanan, maka hancurkanlah dengan kekuatan pedang kamu. kini berangkatlah dengan nama allah."


dikutip dari (Sejarah daulat Khulafaur Rasyidin karya Joesoef Sou'yb)





• VIVAnews 

No comments:

terima kasih

atas kunjungan anda