Wednesday, November 23, 2011

Bank RI Kalah dari Bank Malaysia

Bank RI Kalah dari Bank Malaysia

Untuk meningkatkan daya saing, perbankan nasional perlu meningkatkan permodalan.

Rabu, 23 November 2011, 16:49 WIB
Antique, Harwanto Bimo Pratomo
VIVAnews - Industri perbankan nasional dipandang perlu meningkatkan permodalannya, di tengah pertumbuhan kredit yang sangat cepat. Penambahan modal ini untuk meningkatkan ukuran dalam bersaing dengan bank-bank asing.

"Di Brasil itu ada tiga bank besar, size (ukuran) satu bank besar itu 10 kali dari BCA, asetnya sekitar Rp4.000-5.000 triliun," kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja, saat mengisi acara InfoBank Outlook 2012 di Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu 23 November 2011.

Dalam cakupan wilayah Association of South East Asian Nations/ASEAN, lanjut Jahja, ukuran bank-bank besar Indonesia masih kalah jika dibanding bank-bank di Malaysia, Singapura, dan Thailand.

"Tetangga kita Malaysia, Singapura, dan Thailand itu size-nya tiga kali bank-bank kita. Nah, untuk bersaing itu harus besar juga size bank kita," tuturnya.

Terkait sisi permodalan dengan pertumbuhan kredit yang terus tumbuh melampaui target, kata Jahja, perbankan nasional perlu mulai memikirkan penambahan modal dalam waktu dekat. Meskipun secara industri, rasio kecukupan modal (CAR) perbankan di Indonesia masih lebih baik.

Hingga triwulan tiga 2011, CAR perbankan nasional tercatat sebesar 16,6 persen atau lebih tinggi dibanding Singapura sebesar 16,2 persen, Thailand sebesar 15,5 persen, dan Malaysia sebesar 14,6 persen. Bahkan CAR perbankan nasional jauh lebih baik dari perbankan Eropa yang per Januari Desember 2010 ada di level 13,2 persen.

"CAR perbankan kita yang hampir 17 persen itu dengan pertumbuhan yang cepat, dalam dua tahun harus tambah modal. Kredit ini kan harus didukung oleh struktur permodalan yang kuat, sehingga bank-bank kita tidak menjadi kerdil," tutur Jahja.

Jahja menilai bahwa saat ini, tengah terjadi persaingan antarbank-bank di dunia untuk meningkatkan modal. Alternatif meningkatkan permodalan sendiri bisa dilakukan melalui pertumbuhan organik dan penerbitan surat utang lewat pasar modal.

Per September 2011, pertumbuhan kredit industri tercatat mencapai 25,3 persen dalam satu tahun atau mencapai Rp2.079 triliun. Pertumbuhan tersebut sudah melampaui target pertumbuhan yang dipatok di kisaran 22 hingga 24 persen dalam rencana bisnis bank (RBB) tahun 2011. (umi)

• VIVAnews 

No comments:

terima kasih

atas kunjungan anda