Nasional
Dia menunggu penyempurnaan alat kelamin baru, yang prosesnya masih terkatung-katung di RS
VIVAnews - Masih ingat kisah Siti Maimunah yang
berjuang mendapatkan kepastian kelamin di Pengadilan Negeri Semarang?
Upaya Mohammad Prawirodijoyo mendapatkan kelamin sempurna melalui pisau
bedah harus ditahan.
Setelah hakim memutuskan bahwa Joy, panggilan akrabnya, adalah laki-laki, ia lalu menabung. Namun saat sudah mendaftar dan opname di RS Kariadi Semarang, sudah tiga minggu lebih ternyata operasi itu belum juga dilaksanakan.
Ditemui di Rumah Sakit Dr Kariadi (RSDK) Semarang, Senin 9 April 2012, Mohamad Prawirodijoyo yang sebelumnya bernama Siti Maemunah ini mengaku sudah sembilan hari opname. Di RSDK, awalnya ditangani di poli urologi.
Namun beberapa kali ia datang, ternyata dokternya yang tidak datang. "Akhirnya saya menunggu dan opname. Sebelas hari di sini, cuma tiduran. Makan tidur. Ngobrol-ngobrol sama teman," kata Joy.
Selama itu pula Joy aktif bertanya. Namun jawaban yang diberikan selalu sama. Sabar dan tunggu. Sampai kapan? "Bisa seminggu, dua minggu, sebulan atau lebih," tambah Joy.
Joy lalu bercerita bahwa ia berjuang mendapatkan kelamin paten dengan program Jamkesmas. Sebab jika dengan beaya sendiri, menghabiskan beaya Rp60 juta - Rp80 juta. Namun jika memanfaatkan Jamkesmas atau Jamkesmaskot bisa berkisar antara Rp5 juta - Rp8 juta.
Terkatung-katungnya Joy lebih banyak disebabkan karena perlu persiapan program. Program itu disusun melalui serangkaian diskusi, penyiapan alat-alat, dan seterusnya.
"Saya mendengar info soal beaya, agak lega. Namun sebenarnya daripada menganggur di rumah sakit mendingan kan di rumah. Bisa kerja. Kalau di rumah biasanya kerja konveksi, jadi operator mesin obras," kata Joy.
Joy kerja di Sofi Collection. Bayaran sehari Rp22.500. Jadi Joy tidak bisa membayangkan bagaimana bisa mengumpulkan uang Rp80 juta. Karenanya, dia berharap bisa mendapatkan pelayanan maksimal dengan Jamkesmaskot.
Setelah hakim memutuskan bahwa Joy, panggilan akrabnya, adalah laki-laki, ia lalu menabung. Namun saat sudah mendaftar dan opname di RS Kariadi Semarang, sudah tiga minggu lebih ternyata operasi itu belum juga dilaksanakan.
Ditemui di Rumah Sakit Dr Kariadi (RSDK) Semarang, Senin 9 April 2012, Mohamad Prawirodijoyo yang sebelumnya bernama Siti Maemunah ini mengaku sudah sembilan hari opname. Di RSDK, awalnya ditangani di poli urologi.
Namun beberapa kali ia datang, ternyata dokternya yang tidak datang. "Akhirnya saya menunggu dan opname. Sebelas hari di sini, cuma tiduran. Makan tidur. Ngobrol-ngobrol sama teman," kata Joy.
Selama itu pula Joy aktif bertanya. Namun jawaban yang diberikan selalu sama. Sabar dan tunggu. Sampai kapan? "Bisa seminggu, dua minggu, sebulan atau lebih," tambah Joy.
Joy lalu bercerita bahwa ia berjuang mendapatkan kelamin paten dengan program Jamkesmas. Sebab jika dengan beaya sendiri, menghabiskan beaya Rp60 juta - Rp80 juta. Namun jika memanfaatkan Jamkesmas atau Jamkesmaskot bisa berkisar antara Rp5 juta - Rp8 juta.
Terkatung-katungnya Joy lebih banyak disebabkan karena perlu persiapan program. Program itu disusun melalui serangkaian diskusi, penyiapan alat-alat, dan seterusnya.
"Saya mendengar info soal beaya, agak lega. Namun sebenarnya daripada menganggur di rumah sakit mendingan kan di rumah. Bisa kerja. Kalau di rumah biasanya kerja konveksi, jadi operator mesin obras," kata Joy.
Joy kerja di Sofi Collection. Bayaran sehari Rp22.500. Jadi Joy tidak bisa membayangkan bagaimana bisa mengumpulkan uang Rp80 juta. Karenanya, dia berharap bisa mendapatkan pelayanan maksimal dengan Jamkesmaskot.
Proses Lama
Operasi pembuatan penis Joy, akan diawali dengan pembenahan saluran
kencing. Kemudian dilakukan penutupan lubang. Menurut Darwito, humas
RSDK, Joy saat ini memang sudah masuk daftar tunggu. Ia akan dilakukan
operasi secara bertahap.
"Prosesnya itu memang lama, karena pemeriksaannya macam-macam. Saat ini pemeriksaan dan analisis kromosomm sudah dilakukan," kata Darwito.
Joy adalah anak keempat dari lima bersaudara. Ia tinggal di Jl Kinoralim, gang Duduko II, Rt 04 RW 04 kelurahan Sembungharjo, Genuk, Semarang. Namanya sempat terangkat saat ia mengajukan penetapan kelamin di PN Semarang.
"Prosesnya itu memang lama, karena pemeriksaannya macam-macam. Saat ini pemeriksaan dan analisis kromosomm sudah dilakukan," kata Darwito.
Joy adalah anak keempat dari lima bersaudara. Ia tinggal di Jl Kinoralim, gang Duduko II, Rt 04 RW 04 kelurahan Sembungharjo, Genuk, Semarang. Namanya sempat terangkat saat ia mengajukan penetapan kelamin di PN Semarang.
Penetapan itu ia ajukan karena sejak kecil ia diperlakukan sebagai anak perempuan. Bahkan, namanya juga nama perempuan.
Namun karena nalurinya merasa ia laki-laki, maka ia mencoba memeriksakan secara medis. Kesimpulannya, Siti Maimunah adalah laki-laki dengan alat kelamin tak sempurna.
Namun karena nalurinya merasa ia laki-laki, maka ia mencoba memeriksakan secara medis. Kesimpulannya, Siti Maimunah adalah laki-laki dengan alat kelamin tak sempurna.
Majelis hakim di PN Semarang tak ragu menetapkan bahwa Joy adalah
laki-laki. Ia mengucap selamat tinggal kepada Siti Maimunah untuk
berganti menjadi Mohamad Prawiridijoyo.
Kini, Joy tengah menunggu penyempurnaan alat kelamin baru, yang prosesnya masih terkatung-katung di RSDK.
Kini, Joy tengah menunggu penyempurnaan alat kelamin baru, yang prosesnya masih terkatung-katung di RSDK.
Klik di sini untuk membaca kisah perjuangan Siti menjadi laki-laki.
• VIVAnews
No comments:
Post a Comment