Wednesday, April 4, 2012

Kontroversi Lolosnya Barcelona ke Semifinal


Fokus

Barca akhirnya melewati rintangan AC Milan yang menghadang di putaran perempat final.

RABU, 4 APRIL 2012, 22:51 WIB
Rejdo Prahananda
VIVAbola - Raksasa Catalan, Barcelona dengan kepala tegak berhasil menembus semifinal Liga Champions. Tim besutan Josep Guardiola itu akhirnya melewati rintangan AC Milan yang menghadang di putaran perempat final.

Barcelona sukses mengeleminasi salah satu tim favorit juara dengan skor 3-1 di leg 2, Rabu 4 April 2012 dinihari setelah di leg pertama, kedua kubu hanya mampu bermain imbang tanpa gol di San Siro. Bertindak sebagai tuan rumah di Camp Nou, Barcelona sukses menghentikan laju permainan agresif wakil Italia tersebut.

Dua gol penalti Lionel Messi dan satu gol dari Andres Iniesta membuat Milan tereliminasi dari Liga Champions. Kendati sempat diwarnai kontroversi karena penalti kedua yang didapat Barcelona, atensi luas atas hasil yang didapatkan Barcelona langsung meluncur dari entrenador Barcelona, Josep Guardiola. 

"Kami telah menyingkirkan salah satu klub terkuat di Eropa. Ini kemenangan yang sulit. Di babak pertama, kami bermain dengan tiga pemain belakang untuk menciptakan lebih banyak peluang. Kami membuat 21 tembakan ke arah gawang, berbanding tiga untuk Milan," kata Guardiola selepas pertandingan.

Tidak kalah antusias, pencetak gol terakhir Azulgrana, Iniesta gembira atas hasil mengkilap Barcelona saat menghadapi I Diavolo Rosso di laga kandang. Maklum, kemenangan telak 3-1 atas Milan membuat Barcelona tidak pernah absen di partai semifinal lima musim beruntun.

"Kami telah bekerja keras dan kami senang bisa menembus semifinal lima kali berturut-turut. Artinya, segala sesuatunya berjalan sangat baik bagi kami dan itu berarti tim ini masih memiliki ambisi tetap bertahan di kompetisi ini. Tim ini selalu menunjukkan warna sesungguhnya dalam setiap laga," papar Iniesta kepada TVE.

Di kubu lawan, kendati belum bisa menerima hasil akhir pertandingan tersebut secara keseluruhan, Massimiliano Allegri mengakui kekalahan yang didapat tim asuhannya dengan lapang dada. "Kami membuat banyak kesalahan. Passing kami tidak semuanya tepat di saat kami memiliki ruang gerak. Kami sempat menguasai pertandingan dan saya pikir, kami tetap pulang dengan kepala tegak," tutur Allegri.

Penalti kedua Messi yang penuh kontroversi
Hanya saja, lolosnya Barcelona ke babak empat besar meninggalkan cerita kontroversi. Keputusan wasit asal Belanda , Bjorn Kuipers yang memberikan penalti buat Barcelona di menit 41 menjadi perdebatan serius antar kedua kubu pascapertandingan. 

Bek AC Milan, Alessandro Nesta yang dianggap sang pengadil melakukan pelanggaran dengan menarik kaus Sergio Busquest dan menghalangi Carles Puyol di area terlarang hanya bisa terpaku setelah Kuipers tiba-tiba menunjuk titik putih. "Saya menarik Puyol karena dia menghalangi saya. Tidak ada satu pun pemain yang protes," kata mantan bek Lazio tersebut penuh tanya.

Tidak kalah sinis, Allegri turut menyesalkan penalti yang didapat Barcelona jelang turun minum. Ia merasa pemimpin pertandingan berat sebelah. Menurutnya, penalti kedua Barcelona diberikan oleh wasit.

"Sangat memalukan, di saat Barcelona tidak bermain cukup baik dan hanya beberapa saat sebelum jeda, mereka mendapatkan dua penalti. Satu diberikan oleh kami, sedangkan satu penalti lagi diberikan oleh wasit," ketus Allegri. "Sangat sulit masuk ruang ganti saat jeda dengan penalti yang meragukan itu," sambung sang allenatore.

Tidak bisa dipungkiri, gol kedua El Barca yang dilesakkan Messi meruntuhkan mental bertanding Milan. Dampaknya, Barcelona bisa menambah keunggulan lewat Iniesta di menit 53. Pemain senior AC Milan, Massimo Ambrosini bahkan belum bisa menerima kenyataan pahit gol kedua Barcelona tercipta dari penalti.

"Di setiap level dan setiap sepak pojok, sesuatu pasti terjadi, tapi interpretasi setiap wasit selalu berubah. Tidak ada keseragaman. Dibutuhkan keberanian untuk membuat keputusan penting di laga seperti ini. Akan selalu ada benturan dalam permainan," sambungnya.

Sementara, kubu Barcelona menanggapi kontroversi tersebut dengan santai. Guardiola menyebutnya wasit telah mengambil keputusan tepat. Pep mengatakan, Milan pantas dihukum setelah Nesta menarik kaus Busquest. "Penalti kedua benar. Ketika ada yang menarik baju, pasti Anda diberikan penalti," ujar Guardiola seperti yang dikutip dari Marca.

Dukungan atas keputusan wasit pun datang dari bek sayap enerjik Barcelona, Dani Alves. Menurut dia, wasit telah menunjukkan otoritasnya dalam laga tersebut.

"Sebagian besar wasit tidak memiliki kepribadian yang mereka butuhkan. Jika ada yang menarik kaus di kotak penalti. Maka hukuman penalti harus diberikan. Jadi, wasit telah menunjukkan karekternya," kata Alves.

Bukan kontroversi pertama
Kilas balik ke belakang, kontroversi yang melibatkan kepemimpinan wasit sempat mewarnai pertandingan krusial yang dilakoni Barcelona di fase knock-out  Liga Champions.

Pada musim 2008/2009, Chelsea yang berjumpa Barcelona di semifinal Liga Champions harus tersingkir di fase semifinal setelah di leg kedua,The Blues bermain imbang 1-1. Wasit Tom Henning Ovrebo yang mendapat tugas memimpin pertandingan tersebut dianggap menguntungkan Barcelona
Bahkan, Didier Drogba yang tidak menerima kepemimpinan wasit mengajukan protes keras setelah pertandingan. Pelatih Chelsea saat itu, Guus Hiddink mencatat, Chelsea seharusnya mendapat lima penalti.
Barcelona akhirnya melenggang ke putaran final karena unggul produktivitas gol tandang, setelah di leg pertama kedua kubu tampil sama kuat 0-0.

Di edisi 2009/2010, segudang pertanyaan besar menggelayuti kubu Barcelona saat melakoni laga leg kedua semifinal kontra Inter Milan. Meski tersingkir dari tangan Inter dengan aggregat 2-3, kartu merah yang didapat Thiago Motta karena terlibat kontak fisik dengan Sergio Busquest menimbulkan tanda tanya besar akan kapasitas Frank De Bleeckere memimpin pertandingan.

Beralih ke musim 2010/11, Arsenal yang berhadapan dengan Barcelona di babak 16 besar, merasa dirugikan dengan wasit Massimo Bussaca yang memberikan kartu kuning kedua kepada Robin Van Persie. RvP diusir keluar oleh wasit karena tidak mengindahkan instruksi Busacc.
Namun, Van Persie memberikan pembelaan, tidak mendengar peluit Busacca karena suasana Camp Nou yang bising. Arsenal akhirnya harus tersingkir dengan agregat 4-3. Padahal, Arsenal berhasil merebut kemenangan 2-1 di leg pertama.

Masih di musim yang sama, giliran musuh abadinya, Real Madrid yang mengajukan keberatan atas performa wasit Wolfgang Stark saat memimpin laga semifinal leg pertama antara Madrid dan Barcelona. Stark tanpa ampun memberikan kartu merah kepada Pepe setelah dianggap melakukan pelanggaran keras terhadap Dani Alves. Hasilnya, Madrid harus menelan kekalahan 2-0 di pertemuan pertama.

Melihat adanya ketimpangan tersebut, pelatih Madrid, Jose Mourinho yang berdiri tepat dipinggir lapangan memberikan tepuk tangan bernada sarkastik. Dia menuduh adanya konspirasi antara UEFA dengan Barcelona dalam pertandingan tersebut.

"Jika saya mengatakan kepada UEFA apa yang saya pikir dan rasakan, saya merasa karier saya akan berakhir sekarang. Saya akan mengajukan pertanyaan, suatu hari nanti saya berharap mendapat jawaban mengapa Overbo? Mengapa Busacca? Mengapa De Bleeckere? Mengapa Stark?," kata Mourinho kala itu. (sj)


• VIVAnews

No comments:

terima kasih

atas kunjungan anda