Sunday, October 28, 2012

Anggaran Untuk Kampung Deret di Jakarta Lebih dari Cukup

Jokowi optimis pembangunan ini akan segera terwujud.

Minggu, 28 Oktober 2012, 11:10 Eko Priliawito, Amal Nur Ngazis
Jokowi saat berkunjung ke Bukit Duri
Jokowi saat berkunjung ke Bukit Duri (VIVAnews/Fernando Randy)

VIVAnews - Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, memastikan bahwa dana untuk pembangunan kampung deret lebih dari cukup. Alokasi dana tercantum dalam Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) tahun 2013.

Menurut Jokowi, mengenai anggaran, saat ini tinggal menunggu persetujuan dewan. Selain akan diambil dari APBD Pemprov DKI Jakarta, pendanaan akan didukung dari anggaran nasional.

"Ada yang sendiri, ada yang Kemenpera, APBN dan APBD, setiap kampung berbeda. Karena ada kampung deret, kampung susun dan dana lebih dari cukup. Tapi tentu saja disetujui dewan," katanya.

Perombakan perkampungan padat seperti di sepanjang pinggir rel kereta dengan membangun kampung deret memang sedang menjadi fokus Jokowi. Ia bahkan sudah menemui Menteri BUMN, Dahlan Iskan, untuk membicarakan eksekusi pembangunan kampung deret. Karena itu, Jokowi optimis pembangunan ini akan segera terwujud.

"Semua mendukung, beberapa tempat sudah berikan sinyal," katanya di Balaikota DKI Jakarta, usai memimpin kirab budaya di Monas, Jakarta, Minggu, 28 Oktober 2012.

Jokowi menambahkan, perencanaan kampung deret, akan dilakukan secara teliti dan sistematis. Akan dimulai dengan community mapping, pemetaan masalah masyarakat, pemetaan RT RW.

"Selanjutnya community planning dan pelaksanaan. Ini sudah dimulai, tapi perlu proses panjang," ujar mantan Walikota Solo ini.

© VIVA.co.id

" salut buat jokowi, pandai mengambil simpulan yang tepat, sehingga jalinan benang yang sembrawut sedikit demi sedikit teratasi, mungkin dengan memindahkan perumahan2 di pingir kali kelokasi lain setidaknya tumpukan sampah yang menumpuk akibat pembuangan sampah sembarangan oleh sebagian penghuni disekitar  kali bisa berkurangi, dan bukankah ini salah satu penyebab banjir karena saluran air yang sering tertutup. dan warga yang dipindahkan tidak perlu banyak penyesuaian karena memang sudah dekat satu sama lain sebelumnya. dan mungkin secara tidak langsung kemacetan agak sedikit berkurang sumber kemacetan karena ketidak teraturan itu tadi, coba bayangkan saat pagi waktu aktifnya untuk beraktivitas para penghuni yang tinggal dipinggiran kali dan rumah kumuh yang tinggal hampir disetiap sudut kota, ditambah dengan para pekerja lainnya mulai bergerak memulai aktivitas mereka ya dapat dibayangkan akibatnya.coba kalau rencana jokowi itu terlaksana apalagi kalau para pekerja perusahaan tinggal di komplek atau sekitar perusahaan mungkin akan lebih baik lagi selain mengurangi kemacatan juga bisa sedikit mengurangi pengeluaran para pekerja."

No comments:

terima kasih

atas kunjungan anda