Monday, November 19, 2012

Hentikan Konflik di Gaza, Upaya Diplomasi Diperkuat

Sekjen PBB bertandang ke Mesir hari ini, bicarakan gencatan senjata.

Senin, 19 November 2012, 14:33 Denny Armandhanu
Seorang ibu di Gaza di reruntuhan rumah yang roboh diroket Israel
Seorang ibu di Gaza di reruntuhan rumah yang roboh diroket Israel (REUTERS/Mohammed Salem)

VIVAnews - Berbagai upaya diplomasi masih terus dilakukan oleh beberapa pihak untuk menghentikan kekerasan di Gaza. Sekretaris Jenderal PBB dijadwalkan tiba hari ini di Mesir untuk membicarakan upaya gencatan senjata kedua pihak.

Diberitakan Reuters, selepas dari Mesir, Ban akan menyambangi Israel pada Selasa, 20 November 2012. Kepada wartawan sebelum keberangkatannya ke Mesir, Ban mengaku sangat prihatin atas perkembangan konflik antara Israel dan Palestina.

"Saya sedih mendengar laporan kematian sembilan anggota keluarga Dalu. Saya mendesak kedua pihak untuk bekerja sama mencapai gencatan senjata yang dimediasi Mesir secepatnya," kata Ban.

Kedatangan Ban ke Mesir adalah untuk mendukung upaya pemerintahan Presiden Mohamed Mursi dalam menciptakan gencatan senjata Israel-Palestina. Sebelumnya, hari Minggu, pihak Mesir telah bertemu dengan kedua pihak.

Media di Israel menuliskan, pemerintahan zionis telah mengirimkan delegasi mereka ke Kairo untuk melakukan perundingan gencatan senjata. Namun, tidak ada satupun di pemerintahan Israel yang mau membocorkan hasil pertemuan para delegasi.

Presiden Mursi juga telah bertemu Khaled Meshaal, pemimpin politik Hamas di Gaza, dan Ramadan Shallah dari kelompok Islamic Jihad sebagai upaya mediasi. Hasil pertemuan keduanya juga tidak dipublikasikan.

Izzat Risheq, orang dekat Meshaal, menulis di akun Facebooknya bahwa Hamas setuju gencatan senjata, jika Israel "menghentikan agresinya, menghentikan pembantaian dan menghapuskan blokade Gaza."

Menanggapi syarat ini, Wakil Perdana Menteri Israel Moshe Yaalon menulis di akun Twitternya, "Jika ketenangan terjadi di selatan dan tidak ada roket dan rudal yang ditembakkan ke warga Israel, atau serangan teroris dari Jalur Gaza, kami tidak akan menyerang."

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada para pemimpin dunia bahwa mereka melakukan semampunya agar tidak jatuh banyak korban sipil. Namun, kenyataan berkata lain. Hingga Minggu malam, korban tewas di Gaza mencapai 72 orang, kebanyakan warga sipil, belasan di antaranya adalah wanita dan anak-anak. Sementara itu, korban luka sekitar 600 orang.  (eh)


© VIVA.co.id 

No comments:

terima kasih

atas kunjungan anda