Thursday, January 29, 2015

ANDA SERING MENGONSUMSI MI INSTAN? MUNGKIN INFO DIBAWAH PERLU ANDA PERHATIKAN

Anda Gemar Mi Instan? Pikir Dulu, Ini Dampaknya bagi Kesehatan.

Jakarta (SI Online) - Mi instan merupakan makanan populer yang
dapat dimakan siang dan malam, terutama bagi mahasiswa di akhir
bulan. Murah dan mengenyangkan menjadi faktor mi instan populer.
Namun, penelitian yang dilakukan oleh Dr Braden Kuo dari Rumah Sakit Umum Massachusetts, dapat membuat para penikmat mi instan
berpikir ulang untuk kembali memakan mi.

Dilansir dari laman Mercola, Ahad (25/01), berikut hasil yang mencengangkan dari penelitian Dr Kuo yang menggunakan kamera 
berukuran sangat mini untuk melihat apa yang terjadi dengan mi instan di dalam saluran pencernaan.

Mi instan tidak hancur dalam proses pencernaan berjam jam Mi instan, termasuk juga mie ramen asal Jepang, tidak hancur selama dua jam proses pencernaan di dalam tubuh. Bentuk mi yang masih utuh memaksa saluran pencernaan manusia bekerja ekstra keras untuk memecah makanan tersebut.

Jika mi instan tetap ada di dalam saluran pencernaan untuk waktu
yang lama, akan sangat berdampak 
pada penyerapan nutrisi makanan
lain. Selain itu, di dalam mi itu 
sendiri, tidak ada nutrisi yang bisa
diserap tubuh. Sebaliknya, tubuh akan menyerap zat-zat aditif,
termasuk zat beracun dari bahan pengawet, seperti tertiary-butyl hydroquinone (TBHQ).

Pengawet TBHQ sangat berbahaya bagi tubuh TBHQ merupakan bahan kimia yang sering disebut memiliki fungsi sebagai antioksidan. Hanya saja, TBHQ merupakan antioksidan yang berasal dari bahan kimia sintetis, bukan antioksidan alami. Zat ini berfungsi untuk mencegak oksidasi lemak dan minyakmakanan olahan, atau biasa disebutsehingga dapat memperpanjang masa simpan bahan penga wet.  

TBHQ biasa digunakan di dalam makanan olahan instan. Tapi, bahan
kimia tersebut juga bisa ditemukan di dalam bahan non-makanan,
seperti pestisida, kosmetik, dan parfum, karena sifatnya yang bisa
mengurangi tingkat penguapan. 
Lima gram zat TBHQ dapat 
membahayakan tubuh manusia. Efek dari terlalu sering mengonsumsi
TBHQ adalah mual disertai muntah, terjadi dering di telinga, mengigau,
dan sesak napas. 
Mi instan timbulkan gangguan metabolisme.

Seseorang yang mengonsumsi mi 
instan lebih dari dua kali dalam  seminggu berisiko mengalami gangguan metabolisme, yaitu gejala-gelaja tubuh seperti obesitas, tekanan darah tinggi, peningkatan
kadar gula darah, dan kolesterol. Diketahui wanita 68 persen lebih
berisiko dari pria.

Para konsumen mi instan memiliki 
asupan nutrisi lebih rendah, seperti
protein, kalsium, fosfor, zat besi, 
kalium, vitamin A, niasin, dan
vitamin C. Hal tersebut diperparah dengan ditemukannya zat Benzopyrene (zat penyebab kanker) di dalam sejumlah merk mi instan.

Selain itu, penyebab penyakit yang 
berasal dari mie instan lainnya
adalah kandungan monosodium 
glutamat (MSG). MSG dapat
menyebabkan disfungsi otak dan kerusakan berbagai organ. Selain
itu, zat ini juga dapat menimbulkan 
sejumlah penyakit, seperti
Alzheimer, Parkinson, dan bahkan 
penyakit kesulitan belajar.

Sumber : Google

No comments:

terima kasih

atas kunjungan anda