Tuesday, August 16, 2011

Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi Sejak Krisis

Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi Sejak Krisis

Pertumbuhan tahun ini diperkirakan mencapai 6,5 persen.

Selasa, 16 Agustus 2011, 16:53 WIB
Nur Farida Ahniar, Harwanto Bimo Pratomo

Pidato kenegaraan SBY (VIVAnews/Ikhwan Yanuar)
VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan pertumbuhan ekonomi pada 2012 ditargetkan 6,7 persen. Angka itu naik dibanding pertumbuhan ekonomi tahun ini yang diperkirakan mencapai 6,5 persen.


"Pertumbuhan ekonomi tahun ini merupakan pertumbuhan tertinggi setelah krisis 1998," ujar SBY saat memberikan pidato di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin 16 Agustus 2011.


Pertumbuhan ekonomi ini, dia melanjutkan, ditopang oleh investasi, ekspor, dan konsumsi masyarakat. Sementara itu, di bidang produksi, pertumbuhan ekonomi didorong oleh sektor industri pengolahan, pertanian, dan pertambangan.


Pemerintah juga menetapkan laju inflasi tahun depan 5,3 persen, suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan 6,5 persen, nilai tukar rupiah Rp8.800 per dolar AS, harga minyak US$90,0 per barel, dan lifting minyak 950 ribu barel per hari.


Presiden juga mengatakan nilai tukar rupiah saat ini terus meningkat. Hingga akhir Juli 2011, rata-rata nilai tukar rupiah mencapai Rp8.716 per dolar AS, atau menguat 4,93 persen bila dibandingkan dengan posisi pada periode sama 2010.


Pemerintah, dia melanjutkan, telah menyiapkan beberapa langkah pengamanan untuk mengantisipasi terjadinya pembalikan arus modal masuk dan dampak buruk penurunan ekonomi global.
Langkah pengamanan itu antara lain melakukan kerja sama dengan Bank Indonesia untuk pembelian Surat Berharga Negara (SBN), pembelian kembali SBN dengan dana APBN, pembentukan dana stabilisasi obligasi, dan penyiapan dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) untuk mendukung stabilisasi pasar SBN domestik.


"Langkah antisipasi ini kita lakukan untuk memberikan sinyal positif bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini aman dan baik. Insya Allah, dapat meningkatkan kepercayaan dan keyakinan bagi para pelaku ekonomi," terangnya. (art)
• VIVAnews

No comments:

terima kasih

atas kunjungan anda